Mia memiliki segalanya, keluarganya yang menyayanginya. kekasih nya yang selalu memujanya dan masa sepan yang cerah penuh musik serta pilihan. Kemudian, dalam sekejap semua itu terenggut darinyaaa.
Terjebak antara hidup dan mati, antara masa lalu yang indah dan masa depan yang tidak pasti, Mia menghadapi satu hari penting ketika ia merenungkan satu-satunya keputusan yang masih dimilikinya.
Keputusan terpenting adalah yang akan pernah di buat nya.
ini cover novel if i stay |
Judul:
If I Stay (Jika Aku Tetap Di Sini)
Penulis:
Gayle Forman
Penerjemah:
Poppy D. Chusfani
Editor:
Dini Pandia
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal:
200 hlm
Rilis:
Oktober 2011 (cet. ke-3)
Harga:
Rp35.000
ISBN:
978-979-22-6660-3
Summary
Mia
Hall adalah
seorang gadis yang beruntung. Dia punya Mum, Dad, dan si kecil Teddy yang
menggemaskan. Tak hanya itu, Mia juga punya Adam Wilde, seorang rockstar yang
sedang menanjak popularitasnya bareng band Shooting
Star, yang sudah resmi menjadi pacarnya. Namun, sebuah kecelakaan
tragis di suatu pagi yang dingin-musim-salju, merenggut kebahagiaannya. Dalam
sekejap dia kehilangan Mum, Dad, dan Teddy. Bahkan, nyawanya pun dekat sekali
jurang kematian.
Ketika
raganya masih diusahakan untuk sembuh dari segala kerusakan yang ada, jiwa Mia
berkelana. Dalam hitungan jam, Mia yang tak kasatmata menyusuri tiap sudut
rumah sakit, menyaksikan orang-orang yang disayanginya menjadi panik, sedih,
pasrah, dan tak percaya atas apa yang terjadi. Bahkan, hatinya pun seakan
teriris sembilu ketika menyaksikan Adam berjuang untuk bisa masuk ke ruang
perawatannya dan membuat janji yang akan mengubah segalanya.
Rasakan
kepiluan dari dua hati yang dipersatukan dengan dukungan sebuah keluarga yang
harmonis namun dalam waktu singkat harus menghadapi cobaan hidup mahadahsyat
dalam novel ini.
Sumpah cerita
nya seru bangeeeeeeeet!
WOOOWWW! Kapan
gue terakhir kali tiba-tiba nangis tanpa bisa saya cegah hanya dari membaca
novel? Hmmm....sudah lama sekali rasanya. Dan, gue mengalaminya lagi ketika
membaca novel ini. Si penulis membawa
pembaca ke masa lalu Mia yang menyenangkan. Sehingga ketika tak sengaja air
mata mengalir, detik berikutnya rasa sedih tersapu kedamaian melihat masa lalu
yang indah, dan air mata berhenti dengan segera.
Bagian inilah yang membuat bendungan mata saya tak mampu menahan luapan air mata yang tumpah:
Bagian inilah yang membuat bendungan mata saya tak mampu menahan luapan air mata yang tumpah:
Gramps.... dan berbisik.
“Tidak apa-apa,” katanya. “Kalau kau mau pergi. Semua orang ingin kau tinggal. Aku ingin kau tinggal lebih daripada apa pun yang kuinginkan di dunia ini.” Suaranya tersekat emosi. Dia berhenti, berdeham, menarik napas, dan melanjutkan. “Tapi itu kemauanku dan aku bisa mengerti mungkin itu bukan kemauanmu. Maka aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku mengerti jika kau pergi. Tidak apa-apa kalau kau harus meninggalkan kami. Tidak apa-apa jika kau ingin berhenti berjuang.”
“Tidak apa-apa,” katanya. “Kalau kau mau pergi. Semua orang ingin kau tinggal. Aku ingin kau tinggal lebih daripada apa pun yang kuinginkan di dunia ini.” Suaranya tersekat emosi. Dia berhenti, berdeham, menarik napas, dan melanjutkan. “Tapi itu kemauanku dan aku bisa mengerti mungkin itu bukan kemauanmu. Maka aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku mengerti jika kau pergi. Tidak apa-apa kalau kau harus meninggalkan kami. Tidak apa-apa jika kau ingin berhenti berjuang.”
Sosok Gramps, yang digambarkan oleh Gayle sebagai sosok pendiam dan pekerja keras ini, langsung membuat gue simpati pada beliau. yang jelas, gue terharu ketika sampai di bagian ini (halaman. 152)
Gue suka semua karakternya. Khususnya Teddy. Lagi-lagi gue sudah lama sekali tidak mendapati tokoh bocah cilik yang memang masih bocah di novel-novel yang gue baca. Selebihnya, karakter tokoh-tokohnya di sini sangat kuat. Mia sang pecinta musik klasik dengan cello-nya, Adam sang rockstar, Dad yang mantan anggota group band punk, Henry dan Willow sebagai pasangan pencinta punkdan perawat. Gue bahkan tak mengenali Mia di sini seperti halnya Mia diWhere She Went, dan saya suka Mia yang ada di sini. Di If I Stay dia terlihat tegar dan rapuh pada saat yang bersamaan, sementara di buku keduanya justru menjadi sosok peragu. Tapi, entahlah, memang kedua buku ini berbeda sudut pandang dan berbeda situasi.
Lo semua
mesti baca novel nya seruuuu loh, sama sedihhh banget . thanksJ
0 komentar:
Posting Komentar