Pages

Selasa, 14 Februari 2012

Resensi novel Nobody's Boy

                                                     SEBATANG KARA 




judul: Nobody's Boy (Sebatang Kara)
Penulis: Hector Malot
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama / April 2010
Tebal Buku : 380 halaman.





SINOPSIS 
Ketika masih bayi, Remi diculik dan ditinggalkan di sebuah jalanan di Paris. Seorang pemotong batu yang miskin mengangkatnya sebagai anak, tetapi lalu menjualnya kepada Signor Vitalis, pemusik jalanan yang membawa Remi berkelana bersama rombongan pertunjukannya yang terdiri atas anjing-anjing dan seekor kera. Dari Signor Vitalis-lah Remi belajar bermain musik, dan orang tua ini menjadi pengganti sosok ayah baginya. Berbagai peristiwa dialaminya: kehilangan orang yang disayangi, menemukan sahabat sejati, dan yang terutama: harapan untuk menemukan kembali orangtua kandungnya. 

Buku ini merupakan karya masterpiece klasik tentang keberanian, integritas, dan kesetiaan. Perjalanan panjang seorang anak dalam mengatasi kehidupan di jalanan.


Nobody's Boy(Sebatang Kara) menceritakan kisah Remi, anak yang di pungut Pak Barberin dari jalanan kota Paris. Himpitan ekonomi akhirnya membuat keluarga Barberin menyewakan Remi pada signor vitalis, pengamen jalanan yang hidup bersama monyet dan tiga anjingnya dan mengamen dari kota ke kota. Remi akhirnya memulai kehidupan jalanannya bersama Signor Vitalis, perjalanan Remi penuh lika-liku kesulitan, namun juga terbayang cantik nya Eropa di abad ke 19 itu. Meski kisahnya mudah di tebak , namun seperti biasa tulisan  klasik selalu berhasil mempesona. akhir ceritanya sangat menarik lohhhh!! 

Buku ini tidak dimaksudkan untuk anak-anak, namun justru sukses dan terkenal sebagai buku anak-anak dan menjadi salah satu karya terbaik Hector Malot. Bersyukur sekali sekarang Gramedia menerbitkannya lagi, dengan cover yang cantik (namun sayang tak ada pembatas buku pada seri klasik terbitan Gramedia) dan ilustrasi didalamnya mengejutkan saya karena sangat bergaya ilustrasi dalam buku-buku yang terbit sekitar tahun 1980an. 


Bacaaaa yaaaaaaaaaaaaaaaaaa =D 

Sabtu, 11 Februari 2012

Resensi novel Where She Went

                                                    SETELAH DIA PERGI

Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia setelah kecelakaan yang memorakpondakan hidup gadis itu....


Dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.


Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian,takdir mempertemukan mereka kembali. Untuk satu malam terakhir.


Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan- serta satu sama lain.


cover novel where she went


Where She Went
Judul : Where She Went
Penulis : Gayle Forman
Halaman : 240
Penerbit : Gramedia
Tahun : 2011
*sebelum baca novel ini, baca dulu buku sebelumnya yaa #1 If I Stay*
                                  
Jika ada yang bertanya, apakah yang mempertemukan Mia dan Adam? Maka yang mempertemukan mereka adalah musik.Perbedaan genre musik yang disukai keduanya tidak menghalangi berseminya cinta diantara mereka. Bagi Mia, musik klasik sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Banyak yang tidak menyangka pasangan musisi ini akan bersama, karena sulit membayangkan bahwa musisi klasik akan berpacaran dengan musisi rock.

Dibuku pertamanya, yaitu If I Stay, Mia mengalami kecelakaan dan kehilangan tiga anggota keluarganya. Hanya Mia yang selamat dalam kecelakaan maut itu. Setelah mengalami koma yang lumayan panjang, Mia kembali tersadar. Seluruh keluarga Mia, sahabatnya Kim, dan juga Adam mengkhawatirkan kondisi Mia pasca kecelakaan. Namun, Mia kembali menemukan hidupnya dalam musik klasik yang menjadi penyembuh bagi kondisi psikologisnya.

Tidak ada yang bisa dilakukan Adam ketika Mia pergi untuk melanjutkan sekolah musiknya di Juilliard, New York. Tanpa pemutusan hubungan, Mia pergi begitu saja dari kehidupan Adam. Rupanya kepergian Mia menjadi pukulan telak bagi Adam. Patah hati yang dirasakan Adam digambarkan dengan penuh emosional oleh Gayle Forman.

Namun bukan musisi namanya jika tidak mencurahkan perasaannya kedalam lagu. Disela-sela keterpurukannya, Adam berhasil menuliskan banyak lagu untuk mengenang Mia. Lagu itu berhasil masuk dapur rekaman dan membuat Adam beserta Shooting Star melejit. Adam kini terkenal, banyak perempuan yang mendekatinya. Termasuk Bryn, bintang film cantik yang kini menjadi kekasihnya.

Satu malam sebelum keberangkatannya untuk tur selama 67 hari, Adam melihat sebuah poster konser yang menampilkan sosok Mia Hall. Dengan segenap keberaniannya, Adam membeli karcis dan menonton pertunjukkan cello yang dilakukan Mia. Seusai konser, seorang petugas memanggil Adam untuk kebelakang panggung. Disitulah ia bisa melihat kembali Mia secara dekat setelah tiga tahun berlalu.

Sesekali Adam mengingat masa lalunya saat bersama Mia dan setelah kepergian Mia. Dan bagi para pembaca novel ini rata-rata perempuan dan banyak sekali yang menyukai tokoh AdTertarik untuk mengetahui perjalanan kisah cinta Mia dan Adam? Apakah takdir akan mempersatukan mereka kembali?
ayoooooooo baca buku ini, dan siapkan tisu yang banyak ya karena kisahnya akan sangat mengharukan! :)

Benci aku. Hancurkan aku. Lenyapkan aku. Bangkitkan aku. Bangkitkan aku. Maukah kau, maukah kaubangkitkan aku. - Halaman 231


Berbeda dengan If I Stay, kali ini Gayle Forman memberikan sudut pandang penceritaan kepada Adam. Rasa cinta Adam yang sangat besar kepada Mia tergambar jelas disini. Alur yang disajikan maju-mundur.

Resensi novel If i stay

                                                        JIKA AKU TETAP DISINI

Mia memiliki segalanya, keluarganya yang menyayanginya. kekasih nya yang selalu memujanya dan masa sepan yang cerah penuh musik serta pilihan. Kemudian, dalam sekejap semua itu terenggut darinyaaa.

Terjebak antara hidup dan mati, antara masa lalu yang indah dan masa depan yang tidak pasti, Mia menghadapi satu hari penting ketika ia merenungkan satu-satunya keputusan yang masih dimilikinya.
Keputusan terpenting adalah yang akan pernah di buat nya.


ini cover novel if i stay


Judul: If I Stay (Jika Aku Tetap Di Sini)
Penulis: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Editor: Dini Pandia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 200 hlm
Rilis: Oktober 2011 (cet. ke-3)
Harga: Rp35.000
ISBN: 978-979-22-6660-3

Summary
Mia Hall adalah seorang gadis yang beruntung. Dia punya Mum, Dad, dan si kecil Teddy yang menggemaskan. Tak hanya itu, Mia juga punya Adam Wilde, seorang rockstar yang sedang menanjak popularitasnya bareng band Shooting Star, yang sudah resmi menjadi pacarnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis di suatu pagi yang dingin-musim-salju, merenggut kebahagiaannya. Dalam sekejap dia kehilangan Mum, Dad, dan Teddy. Bahkan, nyawanya pun dekat sekali jurang kematian.

Ketika raganya masih diusahakan untuk sembuh dari segala kerusakan yang ada, jiwa Mia berkelana. Dalam hitungan jam, Mia yang tak kasatmata menyusuri tiap sudut rumah sakit, menyaksikan orang-orang yang disayanginya menjadi panik, sedih, pasrah, dan tak percaya atas apa yang terjadi. Bahkan, hatinya pun seakan teriris sembilu ketika menyaksikan Adam berjuang untuk bisa masuk ke ruang perawatannya dan membuat janji yang akan mengubah segalanya.

Rasakan kepiluan dari dua hati yang dipersatukan dengan dukungan sebuah keluarga yang harmonis namun dalam waktu singkat harus menghadapi cobaan hidup mahadahsyat dalam novel ini.
Sumpah cerita nya seru bangeeeeeeeet!

WOOOWWW! Kapan gue terakhir kali tiba-tiba nangis tanpa bisa saya cegah hanya dari membaca novel? Hmmm....sudah lama sekali rasanya. Dan, gue mengalaminya lagi ketika membaca novel ini.  Si penulis membawa pembaca ke masa lalu Mia yang menyenangkan. Sehingga ketika tak sengaja air mata mengalir, detik berikutnya rasa sedih tersapu kedamaian melihat masa lalu yang indah, dan air mata berhenti dengan segera. 

Bagian inilah yang membuat bendungan mata saya tak mampu menahan luapan air mata yang tumpah:
Gramps.... dan berbisik.
“Tidak apa-apa,” katanya. “Kalau kau mau pergi. Semua orang ingin kau tinggal. Aku ingin kau tinggal lebih daripada apa pun yang kuinginkan di dunia ini.” Suaranya tersekat emosi. Dia berhenti, berdeham, menarik napas, dan melanjutkan. “Tapi itu kemauanku dan aku bisa mengerti mungkin itu bukan kemauanmu. Maka aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku mengerti jika kau pergi. Tidak apa-apa kalau kau harus meninggalkan kami. Tidak apa-apa jika kau ingin berhenti berjuang.”


Sosok Gramps, yang digambarkan oleh Gayle sebagai sosok pendiam dan pekerja keras ini, langsung membuat gue simpati pada beliau. yang jelas, gue terharu ketika sampai di bagian ini (halaman. 152)


Gue suka semua karakternya. Khususnya Teddy. Lagi-lagi gue sudah lama sekali tidak mendapati tokoh bocah cilik yang memang masih bocah di novel-novel yang gue baca. Selebihnya, karakter tokoh-tokohnya di sini sangat kuat. Mia sang pecinta musik klasik dengan cello-nya, Adam sang rockstar, Dad yang mantan anggota group band punk, Henry dan Willow sebagai pasangan pencinta punkdan perawat. Gue bahkan tak mengenali Mia di sini seperti halnya Mia diWhere She Went, dan saya suka Mia yang ada di sini. Di If I Stay dia terlihat tegar dan rapuh pada saat yang bersamaan, sementara di buku keduanya justru menjadi sosok peragu. Tapi, entahlah, memang kedua buku ini berbeda sudut pandang dan berbeda situasi.


Lo semua mesti baca novel nya seruuuu loh, sama sedihhh banget . thanksJ

Kamis, 09 Februari 2012

Foto- foto Freddie highmore

gue bakalan kasih foto foto freddie yang ganteng ganteng banget!! jangan naksir yaa hahaha :D





























 

(c)2009 half of rainbow in my smile. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger